2008-11-23

Suku Kajang Kab.Bulukumba Sul-Sel

Suku Kajang
Kabupaten Bulukumba
Sulawesi Selatan



SEBUAH DONGENG DI TANAH KAJANG MENCERITAKANKAN/ DULU LANGIT DAN BUMI MENYATU BERBENTUK SEBUAH PATTAPI/ ATAU TETAMPAH// KETIKA MULA TAUNNA/ ATAU MANUSIA PERTAMA/ MUNCUL/ LANGIT DAN BUMI TERPISAH// PERISTIWA ITU MENGILHAMI PENAMAAN KAJANG/ YANG BERARTI MEMISAHKAN//WARGA SUKU KAJANG PERCAYA/ MULA TAUNNA MUNCUL DI SITUS POSSI TANA/ DI DESA MATOANGIN/ SEKITAR 10 KILOMETER DARI KAWASAN ADAT TANA TOA// BEBERAPA BUKTI ARTEFAK DAN ANDESIT MENUNJUKKAN/ KAWASAN INI PERNAH MENJADI SENTRAL BERBAGAI UPACARA ADAT//

SUKU KAJANG BERADA DI KECAMATAN KAJANG/ KABUPATEN KULUKUMBA/ SEKITAR 250 KILOMETER DARI KOTA MAKASSAR/ SULAWESI SELATAN// MENURUT TEMPAT MUKIMNYA/ SUKU KAJANG TERBAGI DALAM DUA KELOMPOK/ SUKU KAJANG LUAR DAN SUKU KAJANG DALAM// SUKU KAJANG DALAM MENDIAMI TUJUH DUSUN DI DESA TANA TOA// PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS SUKU KAJANG BERADA DI DUSUN BENTENG/ YANG DITANDAI DENGAN KEHADIRAN RUMAH AMMATOA/ ATAU PEMIMPIN ADAT SUKU KAJANG// WARGA SUKU KAJANG PERCAYA/ AMMATOA MERUPAKAN ORANG YANG DIPILIH TURIE A’RA’NA/ ATAU YANG MAHA KUASA/ SEBAGAI PEMBIMBING DAN PENGARAH KEHIDUPAN SESUAI PANDANGAN PANUNTUNG// SEHINGGA/ MEREKA PUN BENAR-BENAR MENJAGA KESUCIAN TOKOH ITU/ DAN TIDAK SEORANG PUN DIPERKENANKAN MEMILIKI REKAMAN WAJAHNYA//

DULU/ SUKU KAJANG DISEBUT-SEBUT BERAGAMA PANUNTUNG/ ATAU TUNTUTAN// BELAKANGAN INI/ MEREKA JUGA MENGAKU MEMELUK AGAMA ISLAM// PADA PRAKTEKNYA/ CARA HIDUP PANUNTUNG/ YANG MENGKIBLATKAN DIRI PADA PASSANG RI KAJANG/ ATAU PESAN-PESAN SUKU KAJANG/ YANG MENGHARUSKAN HIDUP PRIHATIN DAN APA ADANYA/ ATAU KEMASE-MASAE/ MENJADI PAYUNG KEHIDUPANNYA//

SUKU KAJANG IDENTIK DENGAN PAKAIAN HITAM/ SEBAGAI SIMBOL KESEDERHANAAN DAN PERINGATAN AKAN ADANYA KEMATIAN/ ATAU SISI GELAP// BELAKANGAN INI/ HANYA AMMATOA DAN PARA PEMUKA ADAT/ YANG TETAP BERPAKAIAN HITAM DAN MENJAUHI PENGARUH HIDUP MODERN// SEMENTARA WARGA SUKU KAJANG LAIN/ HANYA MENGENAKAN PAKAIAN HITAM DI UPACARA ADAT ATAU MENGHADAP AMMATOA// KEPATUHAN AKAN AJARAN KEMASE-MASAE ITU BUKAN HANYA DITUNJUKKAN DENGAN PAKAIAN/ TAPI JUGA KEHIDUPAN MALAM YANG MENGHINDARKAN LAMPU-LAMPU BERCAHAYA TERANG//

DI LUAR KEKAYAAN ADAT YANG SENGAJA TERUS DIPELIHARA/ SUKU KAJANG PUN TERNYATA DIKENAL MEMILIKI CATATAN PRASEJARAH YANG MENAKJUBKAN// BERBAGAI PENELITIAN ARKELOGIS DARI BERBAGAI PERGURUAN TINGGI KE LINGKUNGAN KAWASAN INI/ MEMBERIKAN SUATU BUKTI/ ADANYA PERADABAN KUNO//

PERJALANAN DARI GERBANG KAWASAN ADAT TANA TOA KE DUSUN BENTENG HANYA BISA DILAKUKAN DENGAN BERJALAN KAKI// MESKI KENDARAAN TIDAK DIPERBOLEH MEMASUKI KAWASAN ADAT/ TERNYATA JALAN-JALAN DI KAWASAN INI TELAH TERTATA APIK// DI SEPANJANG JALAN TERDAPAT RUMAH-RUMAH ADAT/ ATAU BOLAH/ YANG KESEMUANYA MENGHADAP KE BARAT// ARSITEKTUR RUMAH DI KAWASAN INI SEMUANYA SAMA/ YAKNI TERDIRI ATAS PARA ATAU BAGIAN ATAS/ KALE BOLA ATAU BAGIAN TENGAH/ DAN SIRING ATAU BAGIAN BAWAH//

WARGA SUKU KAJANG MENGGANTUNGKAN KEBUTUHAN AIRNYA PADA MATA AIR ATAU SUMUR// SATU MATA AIR DIPERUNTUKKAN BAGI SELURUH WARGA DUSUN// MISAL/ SUMUR TUNIKEKE INI MENJADI TEMPAT MENCUCI/ MANDI/ DAN MINUM BAGI RATUSAN WARGA DUSUN BENTENG//

YADI MULYADI DAN ASPRIYANTO ADALAH ARKELOG MUDA DARI UNIVERSITAS HASANUDDIN/ MAKASSAR/ YANG KERAP MELAKUKAN PENELITIAN DI TEMPAT INI// KALI INI/ DITEMANI OLEH SEORANG PEMUDA SUKU KAJANG BERNAMA ABBAS/ MEREKA MENCOBA MEREKA-ULANG KEMBALI HASIL PENELITIANNYA// SEBELUM MENYUSURI SITUS-SITUS DI DALAM LINGKUNGAN DUSUN BENTENG/ KEDUA ARKEOLOG MUDA INI MENDATANGI RUMAH AMMATOA// KUNJUNGAN INI DIMAKSUDKAN/ UNTUK MEMINTA IZIN DAN RESTU ATAS KEGIATAN PENELITIAN//

BAGI SUKU KAJANG/ AMMATOA MEMILIKI PERAN SENTRAL UNTUK SEMUA KEHIDUPAN// IA MERUPAKAN PEMIMPIN AGAMA/ PEMIMPIN ADAT/ HAKIM/ DAN DOKTER/ BAGI WARGA YANG MEMILIKI MASALAH// KARENA ITU/ AMMATOA TIDAK MEMILIKI KEGIATAN LAIN/ SELAIN MENEMANI DAN MEMBANTU MEMUTUSKAN BERBAGAI PERSOALAN DI KOMUNITASNYA// DARI RUMAH AMMATOA/ PENELITIAN DILAKUKAN DI SEBUAH PEMAKAMAN WARGA SUKU KAJANG//

MAKAM MERUPAKAN BUKTI KUNO/ YANG LEBIH TERJAGA KEASLIANNYA DIBANDINGKAN RUMAH ATAU SIMBOL-SIMBOL ADAT LAINNYA// KARENA ITU/ UNTUK MENDAPATKAN BUKTI PERADABAN DI MASA LAMPAU/ PARA ARKEOLOG MENGAWALINYA DARI LOKASI SEMACAM INI// DI LOKASI PEMAKAMAN LAIN/ TERDAPAT SEBUAH MAKAM MILIK SEORANG KSATRIA// MESKI MAKAM INI TIDAK TERURUS/ NAMUN PARA ARKEOLOG INI MENEMUKAN IDENTITASNYA//

PENYELUSURAN JEJAK-JEJAK ARKELOGIS DI KAWASAN ADAT TANA TOA/ SEAKAN MEMASUKI KEHIDUPAN MASA LAMPAU DAN MASA SEKARANG/ YANG MASIH TERJAGA KETRADISIONALANNYA// SITUS-SITUS YANG HANYA DIJAGA OLEH WARGA SETEMPAT/ MEMBERI GAMBARAN SUKU KAJANG TEMPO DULU// NAMUN/ BERBAGAI KEGIATAN WARGANYA/ MEMBERI GAMBARAN KEHIDUPAN SEBALIKNYA//

DI SIANG HARI/ KAUM LAKI-LAKI DI KAWASAN INI PERGI KE SAWAH ATAU LADANG// SEMENTARA/ KAUM PEREMPUANNYA MENENUN KAIN DI BAGIAN SIRING RUMAHNYA// HASIL TENUN WARGA SUKU KAJANG BUKAN HANYA MEMENUHI KEBUTUHAN WARGA SETEMPAT/ TAPI JUGA DIJUAL KE PARA PENDATANG// SEDANGKAN SUMBER UTAMA WARGA SUKU KAJANG ADALAH LAHAN PERTANIAN DAN KEBUN//

KETIKA MUSIM TANAM TIBA/ MEREKA BERBONDONG-BONDONG KE SAWAH/ YANG JARAKNYA BEBERAPA KILOMETER DARI RUMAHNYA// MEREKA MANFAATKAN KUDA SEBAGAI KENDARAAN KE SAWAH ATAU LADANG/ DAN KERBAU SEBAGAI HEWAN PEMBAJAK// WARGA KAJANG YANG TIDAK MEMILIKI SAWAH ATAU LADANG/ BIASANYA BEKERJA PADA PEMILIK SAWAH//

JEJAK-JEJAK ARKELOGIS SUKU KAJANG BUKAN HANYA BERADA DI LINGKUNGAN DESA TANA TOA// DI DUSUN LEMBANG LOHE/ SEKITAR 20 KILOMETER DARI DESA TANA TOA/ TERDAPAT MAKAM TONTENG DAENG MATTARANG/ SEORANG BANGSAWAN SUKU KAJANG DI ZAMANNYA// DENGAN KEKAYAAN ARKELOGIS DI TANAH KAJANG MEMBUAT WARGA SUKU KAJANG PERCAYA/ BAHWA MEREKA BUKAN HANYA MEMILIKI SEJARAH PERADABAN YANG PANJANG// NAMUN/ SUKU KAJANG MERUPAKAN LELUHUR RAJA-RAJA DI SULAWESI SELATAN//

LEBIH DARI TEMUAN ARKELOGIS/ KINI SUKU KAJANG BENAR-BENAR TELAH MEMASUKI KEHIDUPAN MODERN// KEGIATAN EKONOMI YANG DILAKUKAN DI PASAR TRADISIONAL MENUNJUKKAN MEREKA BUKANLAH SUKU YANG TERISOLIR ATAU TERPENCILKAN// WARGA SUKU KAJANG DALAM MELAKUKAN KEGIATAN PERDAGANGAN SEPERTI WARGA SUKU KAJANG LUAR// DAN/ DI TEMPAT INI/ SEMUA BARANG-BARANG DARI KOTA/ SEMACAM KEPING VCD/ JUGA DENGAN MUDAH DIDAPAT//

KELEBIHAN SUKU KAJANG DALAM/ MEREKA MENCOBA MEMPERTAHANKAN IDENTITAS DENGAN PAKAIAN HITAMNYA DI ANTARA WARGA SUKU KAJANG LUAR// BAHKAN/ WARGA SUKU KAJANG DALAM YANG TENGAH BERDUKA/ TETAP TAMPIL DENGAN KAIN MENUTUPI TUBUHNYA DARI KEPALA HINGGA BADAN/ SEAKAN BERADA DI DALAM KOMUNITASNYA//

SATU-SATUNYA SISI BURAM ATAS PENGABAIAN PRINSIF KEMASE-MASEA ATAU PRIHATIN DAN APA ADANYA/ ADALAH MENINGKATNYA POLA PIKIR KOMERSIAL// DI DUSUN BENTENG/ KINI BISA MENDAPATKAN HIBURAN BERUPA TEATER RAKYAT PABITTE PASSAPU/ ASAL MENGELUARKAN SEJUMLAH UANG// DULU/ KESENIAN INI MERUPAKAN BAGIAN DARI KEGIATAN SPIRITUAL/ YANG DI DALAMNYA MASIH MENGANDUNG UNSUR GAIB//

BERBAGAI RITUAL ADAT/ SEMACAM UPACARA KALOMBA/ JUGA MEMPERLIHATKAN SISI KETERBALIKAN ATAS PRINSIF KEMASE-MASEA// UPACARA PELEPASAN MASA ASUH DARI DUKUN PERSALINAN KE KELUARGA HATTO DI DUSUN SOBBU INI/ MENGHABISKAN DANA HINGGA 50 JUTA RUPIAH// SEHINGGA/ KELUARGA HATTO HARUS MEMPERSIAPKANNYA BERBULAN-BULAN// DI AKHIR ACARA/ KERABAT KELUARGA HATTO MEMBERIKA KADO KEPADA ANAK YANG DIKALEMBO/ DENGAN SEJUMLAH UANG BERNILAI JUTA-JUTAAN// INILAH PERADABAN SUKU KAJANG MASA KINI//

Data Gua Sulawesi Selatan

DATA GUA SULAWESI SELATAN

Gua Vertikal

1. Lubang Leang Pute

Lebar Mulut Gua : 50 - 80 m

Kedalaman Gua : 200 – 270 m
Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch), Teras
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar - Maros (Rp 3.000-/ orang), Maros - Nahung (Rp 4.000-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2011-32, Camba

2. Lubang Dinosaurus

Lebar Mulut Gua : 80-100 m

Kedalaman Gua : 150 – 180 m

Kondisi Gua : Vertikal (Multi Pitch), Teras

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Nahung (Rp 4.000-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2011-32, Camba

3. Lubang K20

Lebar Mulut Gua : 2 - 5 m

Kedalaman Gua : 130 – 160 m

Kondisi Gua : Vertikal (Multi Pitch), Teras

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Kappang, Km.57, Kabupaten Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Kappang (Rp 3.500-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

4. Lubang Tomanangna

Lebar Mulut Gua : 30 - 50 m

Kedalaman Gua : 190 m

Kondisi Gua : Vertikal (long Pitch)

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Dusun Langko,Kappang, Kabupaten Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Kappang (Rp 3.500-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

5. Lubang Kapa-kapasa

Lebar Mulut Gua : 10 - 15 m

Kedalaman Gua : 210 m

Kondisi Gua : Vertikal (Multi Pitch),

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Dusun Kapa-kapasa, Kabupaten Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Kappang (Rp 3.500-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2011-32, Camba

6. Lubang Lantang Huu

Lebar Mulut Gua : 5 - 8 m

Kedalaman Gua : 50 m

Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch)

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Leang Rakko, Kabupaten Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Pangia (Rp 3.000-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

7. Lubang Baba’

Lebar Mulut Gua : 2 - 3 m

Kedalaman Gua : 40 m

Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch)

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Desa Pangia, Kec. Simbang, Kab. Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Pangia (Rp 3.000-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

8. Gua Padaelok

Lebar Mulut Gua : 5 - 10 m

Kedalaman Gua : 54 m

Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch + Slab 200), Teras

Jenis Batuan : Batu Gamping

Lokasi : Desa Pangia, Kec.Simbang, Kab.Maros.

Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp 3.000-/orang), Maros-Pangia (Rp 3.000-/orang)

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS



B. Gua Horisontal

1. Gua Patta

Jenis Gua : Horizontal (Slab ±300)

Kondisi Gua : Berair

Panjang Total Gua : ± 950 meter

Jenis Batuan : Gamping

etak Administratif : Leang Rakko, Desa Pangia, Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Pangia (Rp. 6.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Leang Rakko, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Dalam Gua

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

2. Gua Sammani

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Kering

Panjang Total Gua : ± 400 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Leang Rakko, Desa Pangia, Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Pangia (Rp. 6.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Leang Rakko, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan KapolresMaros).

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

3. Gua Suleman

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Kering-Berlumpur-Berair

Panjang Total Gua : ± 850 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Dusun Pattunuang, Desa Samanggi Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Pattunuang Asue (Rp. 5.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Bislab, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Sungai Pattunnuang

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

4. Gua Saripa

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Kering-Berlumpur-Berair

Panjang Total Gua : ± 1200 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Ta’deang (Rp. 5.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Ta’deang, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Sungai Pattunnuang

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

5. Gua Hamid

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Kering

Panjang Total Gua : ± 500 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Ta’deang (Rp. 5.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Ta’deang, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Sungai Pattunnuang

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

6. Gua Anjing

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Berlumpur-Berair

Panjang Total Gua : ± 400 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Ta’deang (Rp. 5.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Bislab, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Sungai Pattunnuang

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

7. Gua Saloaja

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Berair

Panjang Total Gua : ± 800 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Dusun Pattunuang, Desa Samanggi Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Pattunuang (Rp. 5.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Bislab, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Sungai Pattunnuang

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

8. Gua Kharisma

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Kering

Panjang Total Gua : ± 330 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Dusun Kappang, Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Kappang (Rp. 6.500-/orang)

Waktu tempuh : ± 3,5 jam.

Base Camp : Kappang, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Sumber Air : Mata Air, Km. 58

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

9. Gua Saleh

Jenis Gua : Horisontal

Kondisi Gua : Kering

Panjang Total Gua : ± 300 meter

Jenis Batuan : Gamping

Letak Administratif : Desa Pangia, Kec. Simbang

Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros

Transportasi : Makassar-Pangia (Rp. 6.000-/orang)

Waktu tempuh : ± 3 jam.

Base Camp : Leang Rakko, Maros

Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).

Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung

Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

10 Gua Pamelakang Tedong (Tempat Pembuangan Kerbau)

Panjang Total : 151,11 meter

Jenis Batuan : Gamping

Kondisi Gua : Berair.

Ketinggian : ± 25 m dpl

Letak Administratif : Dusun Bellae, Desa Biraeng, Kec. Perwakilan Minasatene.Kabupaten Pangkep

Jalur Medis Terdekat : Puskesmas Setempat

11. Gua Katalangang Erea I (Gua Yang Tegelam)

Panjang Total : 188,01 meter

Jenis Batuan : Gamping

Kondisi Gua : Berair.

Letak Administratif : Dusun Bellae, Desa Biraeng, Kec. Perwakilan Minasatene.Kabupaten Pangkep.

Akses ke Lokasi : Berada pada tebing yang berjarak ± 1,5 km dari jalan raya.

12. Gua Loko Tojolo (Gua Orang-orang Dulu)

Letak Administratif : Dusun Buntu Kayan, Desa Sumilan, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

Kwasan Karst : Enrekang

Gunung Terdekat : Buttu Kayan

Akses ke Lokasi : Dari Sudu ke Cece (dgn kendaraan) menuju ke Sumilan. Dari Desa Sumilan menuju Buttu Kayan (jalan kaki).

Gua horizontal (panjang) : meter

Gua vertikal (dalam) : meter

Bahaya Penelusuran Gua : Licin

13. Gua Rabun (Gua Kematian)

Letak Administratif : Dusun Tangsa, Desa Benteng Alla, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

Kawasan Karst : Enrekang

Gunung Terdekat : Buttu Alla

Akses ke Lokasi : Dari Sudu ke Desa Tangsa (dgn kendaraan) menuju ke lokasi gua (Benteng Alla).

Derajat kesulitan : Sedang

Pencaharian rakyat : Petani, Pedagang dijadikan sebagai kuburan Termasuk gua kering.

Sedimen Gua : Tanah

Kerusakan gua yaitu : Pembakaran.

2008-11-22

Gunung Bawakaraeng Kab.Gowa Sul -Sel

Gunung Bawakaraeng


Rute pendakian

Gunung yg bisa di bilang Gunung Gedenya orang Jakarta, jaraknya hanya 75 km dari Kota Makassar dan menjadi gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.

Gunung ini bisa dicapai dari kabupaten Gowa, yg berbatasan dengan Kota Makassar, bisa juga ditempuh melalui Kabupaten Sinjai, hanya saja jalur lewat Kabupaten Sinjai jarang digunakan.

Rute yg paling sering digunakan adalah melalui Kabupaten Gowa.

Kalau pendaki berasal dari Sulawesi - selatan atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino.

Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan.

Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki gunung Bawakaraeng. Tarif per Orang Rp. 10.000.

Biasanya banyak pendaki bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.

Tahapan rute Pendakian.

• Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.

• Dari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir.

• Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2, di pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.

• Pos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.

• Dari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 - 6, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.

• Ketika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl. Di Pos 7 pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi badai.

• Dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.

• Setelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos 9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.

• Pos 10 adalah Puncak Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih ½ jam perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.

Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter.

Rute Kab. Sinjai barat, nama Desa Terakhir adalah Desa Kasoso dan katanya melewati Lembah Cina, hanya saja jalurnya jarang dilalui.

Rute Alternative lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui puncak bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi dibutukan waktu 3 hari perjalanan.

Puncak Bawakaraeng.

Ketika tiba dipuncak Bawakaraeng, pemandangan di puncak ini termasuk yg paling bagus di sulawesi, tak heran setiap minggu gunung ini ramai di daki oleh para pendaki yg umumnya datang dari Sulawesi selatan, juga dari propinsi lainnya.

Terdapat Sumur yg dikeramatkan oleh masyarakat, biasanya mereka mengambil air dari sumur tersebut untuk di bawapulang, juga terdapat batu yg biasa digunakan untuk sesajen.

Luas puncaknya kurang lebih 100 m2, pemandangan Laut dan Kota Makassar di arah barat, di arah Timur Awan terlihat tebal dan terdiam menggumpal, di arah selatan terlihat Gunung Bulusaraeng dan arah selatan, adalah Gunung LompoBatang 2871 mdpl, bisa dilintasi lewat Gunung Bawakaraeng.

Waktu tempuh untuk pendakian Gunung Bawakaraeng, kalau dirata-rata dari Desa Terakhir kira-kira 6 - 8 jam perjalanan.

Objek Menarik

• Air Terjun Malino
• Air Terjun Lembanna
• Air Terjun Takapalu
• Air Terjun Ketemu Jodoh
• Taman Wisata Hutan Malino

Perijinan

Tidak ada Biaya perijinan untuk mendaki gunung ini, biasanya Pendaki hanya mengisi Buku Tamu dan lapor kepada Kepala Dusun di Lembanna.
Keberadaan Porter
Didesa lembanna, kebanyakan penduduk bersedia untuk mengantar dan sekaligus menjadi Porter, hanya saja tak ada tarif yg jelas. Tergantung kesepakatan.

Keberadaan Porter

Didesa lembanna, kebanyakan penduduk bersedia untuk mengantar dan sekaligus menjadi Porter, hanya saja tak ada tarif yg jelas. Tergantung kesepakatan.


Gunung Lompo Battang Kab.Gowa Sul-sel

Gunung Lompo Battang 2870 Mdpl



Identitas Gunung

Nama Gunung : LOMPOBATTANG
Tinggi : 2871 Mdpl
Type Gunung : Tidak Berapi

Kondisi/ Vegetasi

1000-1500 Mdpl : Hutan Pinus, Perkebunan Rakyat
1500-2000 Mdpl : Hutan Produksi
2000-2500 Mdpl : Hutan Primer
2500-2871 Mdpl : Bebatuan

Kondisi Fauna

Sudah amat jarang ditemui kecuali babi hutan dan burung-burung.

Administrasi

Kecamatan : Tompo Bulu
Kabupaten : Gowa
Propinsi : Sulawesi Selatan
Perijinan : Kepala Dusun Lembang Bune

Gunung Lompobattang terletak pada koordinat geografisnya adalah 119°56′13″ BT - 05°21′25″ LS, yang berada pada arah selatan dari Makassar. Lompobattang berarti ” Perut Buncit “. Berdiri tegak dengan ketinggian 2.870m d.p.l suhu minimumnya adalah sekitar 15°C dan maksimumnya sekitar 27°C. Luas gunung ini adalah 82.77 km2. Orang yang pertama mendaki guung ini adalah seorang pendaki berasal dari Inggris bernama James Brooke pada tahun 1840 James Brooke akhirnya menjadi Raja Serawak (Sumber Ekologi Sulawesi). Hutan gunung Lompobattang termasuk dalam vegetasi hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan Atas. Tumbuhan yang banyak ditemui adalah jenis Podocarpos (konifer Asli), Arega sp. Pohon Mapel (Acercaesicum), Rotan, Paku Tiang, Paku Besar, Lantana camara verb, Tahi angin (Usnea/Lumut kerak/Lychenes), Azalea (Rhododendron), Arbei (Morus alba), Gaultheria celebica, Gaultheria viridifloria, Buni (diplycosi / berbau seperti gandapura), Lumut Aerobryum, Edelweis (andaphaus javanicum), dan sebagainya. Sedangkan faunanya adalah Anoa (Bulbalus depressicrnius), babi hutan, babi rusa, burung coklat paruh panjang, elang sulawesi dan semut Crematosaster.

Air dapat diperoleh antara lain di :

Dusun Lembang Bu’ne (desa terakhir)
Pos II di ketinggian 1.378m d.p.l
Pos III di ketinggian 1.532m d.p.l
Pos IX di ketinggian 2.750m d.p.l
Desa Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Desa Lengkese (1.113m d.p.l)

Rute Pendakian
Secara Geografis, Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Gowa Kecamatan Tompobulu, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembang Bu’ne yang dapat dicapai melalui Malakaji via Kabupaten Jeneponto. Dan jalur satunya adalah jalur Lengkese/Malino yang terletak di kabupaten Gowa.

JALUR LEMBANG BU’NE
Dusun Lembang Bu’ne terletak disebelah Barat Daya puncak Gunung Lompobattang. Daerah ini berada tepat dibawah kaki gunung ini, yang berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, posisi koordinat 119°53′42″ BT dan 05°24′20″ LS, mata pencarian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7 mm dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lembang Bu’ne menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 84 °. Urutan pencapaiannya dari Makassar sebagai berikut:

Makassar –> Malakaji –> Lembang Bu’ne –> Puncak Gunung Lompobattang

JALUR LENGKESE

Lengkese terletak disebelah Barat puncak Gunung Lompobattang. Daerah yang berada tepat dibawah kaki Gunung ini berada diketinggian 1.995m d.p.l dengan posisi koordinat 119°53′20″ BT dan 05°18′10″ LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan curah hujannya rata-rata 78.7mm / tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lengkese menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 90°. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:

Makassar –> Sungguminasa –> Malino –> Lengkese –> Puncak Gunung Lompobattang

Lokasi yang paling baik untuk mendirikan tenda adalah:
Pos II (1.378m d.p.l)
Pos IX (2.750m d.p.l)
Pos Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Lengkese (1.113m d.p.l)

Perijinan

Tidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.

Tempat Menarik

Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:

Air terjun di wilayah Lembang Bu’ne yang berada di ketinggian 1.314m d.p.l. Air terjun ini mempunyai tinggi 50 meter dan dapat dijakau dengan jalan kaki. Di wilyah Lengkese juga bisa ditemui air terjun bertingkat tiga dengan tinggi 100 meter, dan terletak pada ketinggian 1.113m d.p.l dan dapat dicapai dengan jalan kaki.

Gunung Ganda Dewata Kab.Mamasa Sulawesi Barat

Gunung Ganda Dewata 3037 Mdpl

Gunung yang terletak dibawah pengawasan administratif tiga kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Kalumpang di propinsi Sulawesi Selatan. Puncak gunung ini juga merupakan puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu pegunungan Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung ini, yang dikarenakan lokasinya yang cukup remote dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan gunung ini jarang sekali didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dengan gunung lainnya. Kondisi hutan yang masih asli, fauna asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa dan burung Rangkong. Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.

Akses Transportasi

Gunung ini bisa dicapai dari Mamasa, untuk mencapainya sbb:
Makasar (terminal luar kota) - Mamasa……Menumpang bus 3/4 +/- Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante Pongko (desa terakhir) ….Menumpang Ojeg +/- 15.000/orang

Alternatif lainnya untuk menuju Mamasa:
Makasar - Panikang
Panaikang - Polewali
Polewali - Mamasa

Rute Pendakian

Ada 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).

Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.

Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.

Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.

Perijinan

Untuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup jika diperlukan nantinya.