2008-11-22

Gunung Bawakaraeng Kab.Gowa Sul -Sel

Gunung Bawakaraeng


Rute pendakian

Gunung yg bisa di bilang Gunung Gedenya orang Jakarta, jaraknya hanya 75 km dari Kota Makassar dan menjadi gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.

Gunung ini bisa dicapai dari kabupaten Gowa, yg berbatasan dengan Kota Makassar, bisa juga ditempuh melalui Kabupaten Sinjai, hanya saja jalur lewat Kabupaten Sinjai jarang digunakan.

Rute yg paling sering digunakan adalah melalui Kabupaten Gowa.

Kalau pendaki berasal dari Sulawesi - selatan atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino.

Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan.

Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan mendaki Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa lembanna. Desa terakhir di kaki gunung Bawakaraeng. Tarif per Orang Rp. 10.000.

Biasanya banyak pendaki bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga melakukan pendakian pada Malam hari.

Tahapan rute Pendakian.

• Pendakian dimulai dari Desa Lembanna, medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.

• Dari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini tersedia mata air yg mengalir.

• Perjalanan belum terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi, waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2, di pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.

• Pos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.

• Dari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 - 6, hutannya habis terbakar, kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.

• Ketika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl. Di Pos 7 pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi badai.

• Dari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700 mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak bawakaraeng terlihat dari pos 8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.

• Setelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos 9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk mendirikan tenda.

• Pos 10 adalah Puncak Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit, walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih ½ jam perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan kencang.

Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter.

Rute Kab. Sinjai barat, nama Desa Terakhir adalah Desa Kasoso dan katanya melewati Lembah Cina, hanya saja jalurnya jarang dilalui.

Rute Alternative lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui puncak bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi dibutukan waktu 3 hari perjalanan.

Puncak Bawakaraeng.

Ketika tiba dipuncak Bawakaraeng, pemandangan di puncak ini termasuk yg paling bagus di sulawesi, tak heran setiap minggu gunung ini ramai di daki oleh para pendaki yg umumnya datang dari Sulawesi selatan, juga dari propinsi lainnya.

Terdapat Sumur yg dikeramatkan oleh masyarakat, biasanya mereka mengambil air dari sumur tersebut untuk di bawapulang, juga terdapat batu yg biasa digunakan untuk sesajen.

Luas puncaknya kurang lebih 100 m2, pemandangan Laut dan Kota Makassar di arah barat, di arah Timur Awan terlihat tebal dan terdiam menggumpal, di arah selatan terlihat Gunung Bulusaraeng dan arah selatan, adalah Gunung LompoBatang 2871 mdpl, bisa dilintasi lewat Gunung Bawakaraeng.

Waktu tempuh untuk pendakian Gunung Bawakaraeng, kalau dirata-rata dari Desa Terakhir kira-kira 6 - 8 jam perjalanan.

Objek Menarik

• Air Terjun Malino
• Air Terjun Lembanna
• Air Terjun Takapalu
• Air Terjun Ketemu Jodoh
• Taman Wisata Hutan Malino

Perijinan

Tidak ada Biaya perijinan untuk mendaki gunung ini, biasanya Pendaki hanya mengisi Buku Tamu dan lapor kepada Kepala Dusun di Lembanna.
Keberadaan Porter
Didesa lembanna, kebanyakan penduduk bersedia untuk mengantar dan sekaligus menjadi Porter, hanya saja tak ada tarif yg jelas. Tergantung kesepakatan.

Keberadaan Porter

Didesa lembanna, kebanyakan penduduk bersedia untuk mengantar dan sekaligus menjadi Porter, hanya saja tak ada tarif yg jelas. Tergantung kesepakatan.


Gunung Lompo Battang Kab.Gowa Sul-sel

Gunung Lompo Battang 2870 Mdpl



Identitas Gunung

Nama Gunung : LOMPOBATTANG
Tinggi : 2871 Mdpl
Type Gunung : Tidak Berapi

Kondisi/ Vegetasi

1000-1500 Mdpl : Hutan Pinus, Perkebunan Rakyat
1500-2000 Mdpl : Hutan Produksi
2000-2500 Mdpl : Hutan Primer
2500-2871 Mdpl : Bebatuan

Kondisi Fauna

Sudah amat jarang ditemui kecuali babi hutan dan burung-burung.

Administrasi

Kecamatan : Tompo Bulu
Kabupaten : Gowa
Propinsi : Sulawesi Selatan
Perijinan : Kepala Dusun Lembang Bune

Gunung Lompobattang terletak pada koordinat geografisnya adalah 119°56′13″ BT - 05°21′25″ LS, yang berada pada arah selatan dari Makassar. Lompobattang berarti ” Perut Buncit “. Berdiri tegak dengan ketinggian 2.870m d.p.l suhu minimumnya adalah sekitar 15°C dan maksimumnya sekitar 27°C. Luas gunung ini adalah 82.77 km2. Orang yang pertama mendaki guung ini adalah seorang pendaki berasal dari Inggris bernama James Brooke pada tahun 1840 James Brooke akhirnya menjadi Raja Serawak (Sumber Ekologi Sulawesi). Hutan gunung Lompobattang termasuk dalam vegetasi hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan Atas. Tumbuhan yang banyak ditemui adalah jenis Podocarpos (konifer Asli), Arega sp. Pohon Mapel (Acercaesicum), Rotan, Paku Tiang, Paku Besar, Lantana camara verb, Tahi angin (Usnea/Lumut kerak/Lychenes), Azalea (Rhododendron), Arbei (Morus alba), Gaultheria celebica, Gaultheria viridifloria, Buni (diplycosi / berbau seperti gandapura), Lumut Aerobryum, Edelweis (andaphaus javanicum), dan sebagainya. Sedangkan faunanya adalah Anoa (Bulbalus depressicrnius), babi hutan, babi rusa, burung coklat paruh panjang, elang sulawesi dan semut Crematosaster.

Air dapat diperoleh antara lain di :

Dusun Lembang Bu’ne (desa terakhir)
Pos II di ketinggian 1.378m d.p.l
Pos III di ketinggian 1.532m d.p.l
Pos IX di ketinggian 2.750m d.p.l
Desa Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Desa Lengkese (1.113m d.p.l)

Rute Pendakian
Secara Geografis, Gunung Lompobattang terletak di Kabupaten Gowa Kecamatan Tompobulu, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembang Bu’ne yang dapat dicapai melalui Malakaji via Kabupaten Jeneponto. Dan jalur satunya adalah jalur Lengkese/Malino yang terletak di kabupaten Gowa.

JALUR LEMBANG BU’NE
Dusun Lembang Bu’ne terletak disebelah Barat Daya puncak Gunung Lompobattang. Daerah ini berada tepat dibawah kaki gunung ini, yang berada pada ketinggian 1.320m d.p.l, posisi koordinat 119°53′42″ BT dan 05°24′20″ LS, mata pencarian penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7 mm dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lembang Bu’ne menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 84 °. Urutan pencapaiannya dari Makassar sebagai berikut:

Makassar –> Malakaji –> Lembang Bu’ne –> Puncak Gunung Lompobattang

JALUR LENGKESE

Lengkese terletak disebelah Barat puncak Gunung Lompobattang. Daerah yang berada tepat dibawah kaki Gunung ini berada diketinggian 1.995m d.p.l dengan posisi koordinat 119°53′20″ BT dan 05°18′10″ LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan curah hujannya rata-rata 78.7mm / tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan maksimum 21°C. Kemiringan jalan setapak dari Lengkese menuju puncak Lompobattang bervariasi antara 0° - 90°. Urutan pencapaian dari Makassar sebagai berikut:

Makassar –> Sungguminasa –> Malino –> Lengkese –> Puncak Gunung Lompobattang

Lokasi yang paling baik untuk mendirikan tenda adalah:
Pos II (1.378m d.p.l)
Pos IX (2.750m d.p.l)
Pos Lembang Lowe (1.750m d.p.l)
Lengkese (1.113m d.p.l)

Perijinan

Tidak ada perijinan yang berbelit-belit untuk mendaki gunung ini, hanya perlu melapor ke kepala desa setempat dan untuk lebih baiknya menyertakan surat jalan yang dilampiri data lengkap para pendakinya.

Tempat Menarik

Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung ini antar lain:

Air terjun di wilayah Lembang Bu’ne yang berada di ketinggian 1.314m d.p.l. Air terjun ini mempunyai tinggi 50 meter dan dapat dijakau dengan jalan kaki. Di wilyah Lengkese juga bisa ditemui air terjun bertingkat tiga dengan tinggi 100 meter, dan terletak pada ketinggian 1.113m d.p.l dan dapat dicapai dengan jalan kaki.

Gunung Ganda Dewata Kab.Mamasa Sulawesi Barat

Gunung Ganda Dewata 3037 Mdpl

Gunung yang terletak dibawah pengawasan administratif tiga kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Kalumpang di propinsi Sulawesi Selatan. Puncak gunung ini juga merupakan puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu pegunungan Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung ini, yang dikarenakan lokasinya yang cukup remote dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan gunung ini jarang sekali didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dengan gunung lainnya. Kondisi hutan yang masih asli, fauna asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa dan burung Rangkong. Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.

Akses Transportasi

Gunung ini bisa dicapai dari Mamasa, untuk mencapainya sbb:
Makasar (terminal luar kota) - Mamasa……Menumpang bus 3/4 +/- Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante Pongko (desa terakhir) ….Menumpang Ojeg +/- 15.000/orang

Alternatif lainnya untuk menuju Mamasa:
Makasar - Panikang
Panaikang - Polewali
Polewali - Mamasa

Rute Pendakian

Ada 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).

Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.

Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.

Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.

Perijinan

Untuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup jika diperlukan nantinya.

Pegunungan Latimojong Kab. Enrekang Sul-Sel

Pegunungan Latimojong Kab. Enrekang Sul-Sel

Buntu Rante Mario dan Buntu Nene Mori


Pegunungan Latimojong yang berada di kabupaten Enrekang propinsi Sulawesi Selatan ini bertipe non-vulcanology dan mempunyai banyak sekali puncak-puncak dan tiga diantaranya adalah merupakan puncak tertinggi di Sulawesi yaitu Buntu (puncak) Rante Mario 3.478 m d.p.l, Buntu Nenemori 3.397 m d.p.l, Buntu Rante Kambola 3.083 m d.p.l. Puncak tertinggi Rante Mario berada pada koordinat 120°01′30″ BT - 03°23′01″ LS.

Pegunungan ini membujur dari Barat ke timur, dan melintang dari Utara ke Selatan. Konon kabarnya pegunungan ini merupakan tempat asal usul dari nenek moyang orang Enrekang, Toraja, Luwu dan Bone. Sedangkan saat ini yang mendominasi daerah Baraka hingga dusun terakhir Karangan adalah orang suku Duri yang berbicara dengan bahasa Duri. Berikut adalah urutan puncak-puncak pegunungan latimojong yang membujur dari Barat ke Timur yaitu:

Buntu Pantealoan 2.500 m d.p.l
Buntu Pokapinjang 2.970 m d.p.l
Buntu Rante Mario 3.430 m d.p.

Puncak yang melintang dari Utara ke Selatan adalah:

Buntu Sinaji 2.430 m d.p.l
Buntu Sikolong 2.754 m d.p.l
Buntu Rante Kambola 3.083 m d.p.l
Buntu Rante Mario 3.430 m
Buntu Nenemori 3.097 m d.p.l
Buntu Bajaja 2.700 m d.p.l
Buntu Latimojong 2.800 m d.p.l

Sumber mata pencaharian penduduk di daerah perdusunan Pegunungan Latimojong adalah bertani kopi. Curah hujan rata-rata adalah 94,6 mm/tahun. Musim pendakian yang paling baik adalah dari Bulan July hingga Agustus. Anoa masih banyak terdapat di pegunungan ini, meskipun sudah dilindungi karena jumlahnya yang mulai berkurang, akan tetapi pemburuan ilegal masih terus berlangsung, baik oleh penduduk lokal maupun pendatang yang sengaja datang untuk berburu.

Rute Pendakian

Jalur akses yang umum dipakai adalah dari kecamatan Baraka, Baraka ini bisa dicapai dari arah Makassar atau Tana Toraja dengan menumpang bis dan turun di Cakke. Kemudian dilanjutkan dengan menumpang angkutan lokal ke Baraka. Dari Makassar ada kendaraan langsung menuju Baraka, berupa kendaraan Kijang, atau Panther yang bermuatan 10 orang dengan ongkos Rp.30.000,- per orang dan mangkal di terminal Makassar pada jam 07.00 atau 12.00 dan 19.00. Kadang angkutan ini jam keberangkatannya juga bisa mundur tergantung dari ada tidaknya penumpang.

Baraka - Buntu Dea

Dari Baraka ke Buntu Dea bisa ditempuh dengan mobil sejenis mikrolet dan biasanya tidak sampai ke batas akhir dari jalan, dan berhenti 3km sebelum batas akhir jalan. Angkutan ini hanya ada pada hari pasar Baraka yaitu hari Senin dan Kamis. Angkutan lain adalah Ojek dan kita akan diantar langsung pada batas jalan dengan waktu tempuh dari Baraka satu jam lebih cepat yaitu 2 jam. Akan tetapi tentu saja biayanya akan jadi lebih mahal dari pada menumpang angkotan. Pada waktu pendataan ini ongkos ojek adalah Rp.50.000,- sekali jalan.

Buntu Dea - Dusun Latimojong (Rante Lemo)

Dari Buntu Dea menuju dusun Latimojong atau di peta dikenal dengan Rante Lemo, ditempuh dengan berjalan kaki. Jalurnya sudah diperlebar untuk kendaraan beroda empat, akan tetapi masih dalam tahap pengerjaan mungkin 1 atau 2 tahun lagi jalan ini sudah selesai dan kendaraan sudah bisa mencapai Dusun Latimojong. Waktu yang ditempuh dari Buntu Dea ke Dusun Latimojong adalah 2 jam. Dusun Latimojong ini sudah dialiri aliran listrik.

Dusun Latimojong - Dusun Karuaja

Kira-kira 1 jam 15 menit kemudian jalan setapak akan melewati dusun Karuaja. Sebuah dusun kecil dan listrik juga sudah mengalir ke dusun ini. Dusun ini terletak persis dilembah sebuah bukit.

Dusun Karuaja - Dusun Karangan

Perjalanan masih terus berlanjut menuju dusun terakhir yaitu Karangan yang berjarak tempuh 2 jam jalan kaki dari dusun Karuaja. Ditengah perjalanan antara Karuaja dan Karangan akan ada lagi sebuah dusun kecil yaitu Buntulamba. Dusun Karangan berada dipinggang bukit dengan ketinggian 1390m d.p.l dan mengalir sungai besar yang jernih yaitu sungai Salu Karangan. Didusun ini pendaki sudah biasa menginap di rumah penduduk atau dirumah kepala desa, dan biasanya bagi yang butuh porter bisa mencarinya disini.

Dusun Karangan - Pos 1

Jalur trekking dari Karangan menuju pos 1 dimulai dengan mengikuti aliran sungai Salu Karangan kemudian menyeberangi sebuah jembatan batang pohon dan menanjak naik dengan kemiringan 50-70 derajat. Kemudian akan bertemu dengan jalan bercabang dua yaitu kekiri mendatar adalah rute ke puncak Rante Mario dan lurus mendaki adalah rute ke puncak Nenemori. Keadaan jalur hingga ke Pos 1 ini banyak sekali jalan bercabangnya, yang merupakan jalur pemburu dan penebang kayu. Pos 1 ini bernama Buntu Kaciling dan berada diketinggian 1800m d.p.l dan merupakan sebuah areal terbuka seukuran 4 meter persegi disini tidak ada sumber mata air.

Pos 1 - Pos 2

Menuju Pos 2 dari pos 1 jalur trek akan bervariasi yaitu mendaki dan menurun serta melipiri tepi jurang. Mendekati pos 2 rute jalannya akan menurun karena pos 2 berada disebuah lembah ditepi sungai yang mengalir besar. Pos 2 ini berupa sebuah areal dibawah tebing batu seukuran 4 meter persegi. Sumber air melimpah disini dan sangat dekat dari areal camp. Pos 2 berada diketinggian 1800m d.p.l dan pos 2 ini disebut juga dengan nama Goa Sarung Pakpak. Waktu tempuh dari pos 1 adalah 1 jam 45 menit. Pos 2 biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.

Pos 2 - Pos 3

Menuju Pos 3 yang bernama Lantang Nase rutenya adalah tanjakan terjal 80 derajat dan ini akan ditempuh terus selama 1 jam perjalanan. Tanajakan ini tanpa bonus jalan mendatar dan sangat berbahaya jika lengah dengan keseimbangan bisa terjungkal kebelakang. Pos 3 ini berupa sebuah daerah datar seukuran 5 meter persegi serta tidak ada sumber airnya dan berada pada ketinggian 1940m d.p.l

Pos 3 - Pos 4

Rute menuju Buntu Lebu atau Pos 4 ini dari Pos 3 masih mempunyai kemiringan 60 - 70 derajat dengan sesekali bonus jalan mendatar. Pos 4 berada diketinggian 2140m d.p.l dan merupakan sebuah areal datar ukuran 6 meter persegi. Tertutup pepohonan dan tidak mempunyai sumber air. Waktu tempuh dari pos 3 adalah 45 menit.

Pos 4 - Pos 5

Pos 5 atau dikenal juga dengan sebutan Soloh Tama, merupakan sebuah daerah datar yang luar dan bisa menampung paling tidak 10 tenda. Daerah ini sedikit terbuka dan terletak disisi sebuah punggungan dengan ketinggian 2480m d.p.l dan waktu tempuh dari pos 4 adalah 1 jam 30 menit. Disini terdapat sumber air berupa sebuah sungai yang berjarak kira-kira 100 meter menurun kelembah. Tempat ini juga biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.

Pos 5 - Pos 6

Pos 6 merupakan sebuah daerah datar ukuran 3×6 meter dan mempunyai ketinggian 2690m d.p.l jarak tempuh dari pos 5 sekitar 40 menit. Dari pos ini sudah terlihat jelas jejeran pegunungan Latimojong serta Buntu Dea dari kejauhan. Disini tidak terdapat sumber mata air.

Pos 6 - Pos 7

Jarak tempuh dari pos 6 ke pos 7 adalah 1 jam 30 menit. Sepanjang rute menuju pos 7 jalan setapaknya sudah terbuka dan hamparan jejeran penggunungan Latimojong jelas terlihat. Pos 7 berada pada ketinggian 3100m d.p.l pos ini dikenal juga dengan nama Kolong Buntu. Pemandangan sangat indah dari pos ini. Di pos ini juga terdapat sebuah sumber mata air berupa sungai kecil jernih dan sebuah kolam besar dibawahnya. Jarak dari lokasi camp sekitar 15 meter.

Pos 7 - Pertigaan

Perapatan adalah sebuah medan terbuka yang cukup luas disini kita menemukan jalan kekiri ke puncak Rante Mario, kanan ujung 30° adalah kepuncak Nenemori dan kanan 90° adalah jalan turun ke Palopo. Sebelum mencapai perapatan ini kita akan bertemu dengan jalan bercabang yaitu kekanan ke puncak antene (antene komunikasi ABRI yang tidak terpakai lagi), dan kekiri ke Perapatan. Waktu tempuh dari pos 7 adalah 20 menit, dengan ketinggian 3300m d.p.l dan tidak ada sumber air disini.

Perapatan - Puncak Rante Mario

Dari perapatan menuju puncak rante Mario 3430m d.p.l rutenya mendatar dengan sesekali tanjakan 30 derajat. Melewati jalan terbuka yang luas terdapat dua jalur yaitu kekiri jalur normal dan kekanan jalur potong. Kedua jalur tersebut bertemu kembali sebelum mencapai puncak. Pemandangan ke arah utara dari puncak adalah Puncak Buntu Rantekambola, Sebelah barat Buntu Pantealoan dan jejeran bukit di Buntu Dea, dan sebelah Selatan Buntu Nenemori. Puncak Rante Mario ini sangat luas dan ada tiang ketinggiannya.

Puncak Rante Mario - Pos 4

Pada pendataan ini tim highcamp turun dengan melewati jalur puncak Nenemori. Di jalur ini sebelum sampai di puncak Nenemori melewati tiga pos yaitu; Pos 6, Pos 5, dan Pos 4. Ke tiga pos tersebut tidak mempunyai sumber air. Jalur sadle dari Perapatan menuju Puncak Nenemori ini turun naik melewati beberapa puncak tanpa nama, serta jalurnya sudah hilang dan tertutup semak belukar. Jika anda melewati jalur ini sangat disarankan agar membawa perlengkapan navigasi yang memadai atau membawa penunjuk jalan. Pengalaman tim highcamp sewaktu melintas jalur ini sudah lewat siang hari dan kabut sudah menutupi puncak-puncak pegunungan Latimojong sehingga menyulitkan untuk navigasi. Untunglah porter kami sudah pernah melewati jalur ini dan meskipun harus merintis jalur kami bisa mencapai puncak Nenemori. Hilangnya jalur serta ditambah kondisi jalan yang naik turun puncak bukit menghabiskan waktu setengah hari untuk mencapai Pos 4 yang berada disebuah lembah dan tepat dibawah kaki puncak Nenemori. Pos 6 dikenal dengan sebutan Bubun Derangkang, Pos 5 disebut juga dengan Buntu Komba-komba dan Pos 4 disebut dengan Batu Lea.

Pos-pos lain yang ada dijalur ini:

Pos 6 ketinggian 3260m d.p.l waktu tempuh dari Perapatan 2 jam
Pos 5 ketinggian 3300m d.p.l waktu tempuh dari Pos 6 adalah 3 jam
Pos 4 ketinggian 3200m d.p.l waktu tempuh dari Pos 5 adalah 1 jam

Pos 4 - Puncak Nenemori

Dari Pos 4 ke puncak Nenemori sangat dekat hanya memakan waktu 1 jam. Jalurnya berupa tanjakan 50 derajat, serta jalan setapak yang sudah hilang. Puncak Nenemori mempunyai pemandangan yang lebih bagus dari pada puncak Rante Mario. Karena disini hamparan pegunungan Latimojong jelas terlihat. Dipuncak ini terdapat sebuah tiang ketinggian yang sudah hancur dan hanya tinggal sisa-sisanya.

Puncak Nenemori - Pos 3

Dari puncak Nenemori menuju Pos 3 atau disebut juga Tanah Lapang, jalurnya sudah menurun akan tetapi jalan setapaknya masih harus dirintis. Ditengah jalan bisa ditemukan shelter tempat pemburu Anoa. Pos 3 ini berada diketinggian 3200m d.p.l dan waktu tempuhnya 1 jam dari puncak Nenemori. Disini terdapat sumber air dari aliran sungai kecil yang membelah Tanah Lapang ini.

Pos 3 - Pos 2 - Pos 1

Dari Pos 3 ke Pos 2 mempunyai waktu tempuh 2 jam dan Pos ini bernama Borong Tanga yang berada pada ketinggian 2530m d.p.l . Pos ini Berupa areal yang sedikit miring dengan luas 2 meter persegi dan tanpa adanya sumber air. Keadaan jalan setapak dari Pos 3 ke Pos 2 cukup Jelas akan tetapi sangat curam dengan kemiringan 70 - 80 derajat. Serta jalannya ditutupi lumut dan pohon-pohon tumbang. Menuju Pos 1 yang juga dikenal dengan nama Borong Tanga seperti pos 2 dan berada pada ketinggian 1900m d.p.l , Jalan setapaknya semakin curam yaitu sekitar 80 derajat, ditambah tertutup oleh lumut yang licin serta lembab, dan juga oleh rotan berduri. Pos 1 sendiri merupakan sebuah medan miring yang tidak cocok untuk berkemah. serta tidak ada sumber air. Setelah melewati Pos 1 kita akan bertemu dengan dua ladang kopi penduduk dan setelah itu, jalan setapak akan menyatu kembali dengan jalan dari rute Rante Mario di pertigaan Rante Mario dan Nenemori menuju Dusun Karangan.

Perijinan

Jalur perijinan tidaklah terlalu sulit ataupun berbelit-belit, hanya diperlukan surat pengantar dari organisasi, dan lebih baik lagi jika disertakan dengan photo kopi KTP setiap pendaki. Berikut adalah urutan pengurusan ijinnya:

KAPOLSEK BARAKA

Pendaki harus melapor pertama kali disini dan menyerahkan persyaratan diatas dan membayar uang administrasi alakadarnya. Dan jika ingin menginap di Baraka, kantor Polsek ini juga dengan senang hati menerima para pendaki. Bagi pendaki yang memiliki dana lebih bisa menginap dipenginapan yang tidak jauh dari kantor KAPOLSEK.

KEPALA DESA LATIMOJONG

Setelah itu juga disarankan untuk melapor ke kepala Desa Latimojong yang bernama Pak Badusi. Biasanya pendaki juga bisa memakai rumah Pak Badusi untuk bermalam jika kemalaman saat sampai di Desa Latimojong atau disebut juga dengan Desa Rante Lemo.

KEPALA DUSUN KARANGAN

Jika hanya ingin melapor di Dusun Karangan juga bisa, nama kepala Dusun Karangan adalah Pak Sahir, dan rumah kepala dusun ini juga bisa dijadikan tempat menginap oleh pendaki, beliau juga bisa disewa tenaganya sebagai porter atau pengantar. Selain rumah Pak Sahir juga ada rumah penduduk lainnya yaitu Pak Sinu yang biasa ditumpangi menginap oleh pendaki. Pak Sinu ini juga sangat mengenal dengan baik kawasan pegunungan Latimojong. Dan merupakan Porter yang andal dari Tim Latimojong Highcamp. Jika pada saat akan kembali ke Baraka dari dusun Karangan anda merasa sangat lelah, anda juga bisa menyewa kuda beban milik petani kopi dari desa Karangan ini untuk membawa anda atau Ransel anda menuju Buntu Dea. Sewanya masih bisa dibilang rasional yaitu Rp. 60.000,- per satu kuda.

Tempat Menarik

Tidak terlalu banyak tempat menarik di Kawasan Pegunungan Latimojong. Hanya keadaan medan yang sangat alami dan sampah yang boleh dibilang tidak ada. juga pemandangan yang indah dari puncak Nenemori.

"KUTUNGGU PINISI KEMBALI"


KUTUNGGU PINISI KEMBALI
(Ahmad Wildan)
anggota penuh mpas maestro fbs unm anggk.VIII


BADIK BERKARAT.

Ketika kubacakan syair ini, aku mohon. Aku mohon dengan sangat kepada kalian.
Dengarkanlah ia di tiap pilihan kata,
Simaklah ia di tiap tambahan frasa,
Cobalah kau renungkan tiap klausa yang hendak kurampungkan.

Tak mungkin kau temukan irisan kalimat yang mengalir dalam guratan penuh makna yang begitu mendalam. Lalu, rasakanlah apa yang kurasa pada tiap rajutan kalimat-kalimat yang kutumpuk bersama sumur air mataku yang telah mengering.

Kutegaskan padamu wahai kalian yang diam membatu.
Sekali lagi kutegaskan padamu wahai kalian yang mungkin sedang tersenyum. atau bahkan tertawa terbahak-bahak hingga dua barisan gigi tak sanggup menyujud pada kisahku.

Tetesan darah telah mengalir dari keelokan pamor badik yang tiap waktu, bahkan mungkin tiap detik ditusukkan padaku.
Inilah kisahku wahai para pemuja paras elok ciptaan Penguasa abadi. Kisah yang tak mungkin kuhentikan separoh jalan. Sebab cerita telah kutuliskan. Dan kaki terlanjur melangkah.

Hanya satu harapku padamu yang setia memegang titah moyang bugis.
Kelak, merah darah yang mengalir terus menerus mengalir kealiran zaman berganti dapat mencuci warisan leluhur yang terkurung sepi memfosil purba tak tersentuh waktu.

BADIK KIAN BERKARAT

Jangan kau dengarkan muslihat kata yang dipilih. Sebab renungan panjang tak akan temukan benar kebenaran yang coba dibenarkan.
Ketetapan telah dituliskan lewat pinisi yang tegar berlayar meski terombang ambing dihantam ombak sejarah.
Tak ada iba, tak ada belas kasih.
Meski berkarat, warisan leluhur mesti terjaga.
Terjaga oleh Globalisasi, Emansipasi dan roh-roh Feminisme yang bergentayangan merampas darah perawan, Bugisku Biru.

BUGISKU BIRU

Pinisi telah berlayar mengitar jagad mengukir pamor, tanah tak dikenal
Kutegaskan pada kalian. Ujung badik akan mencuci biru yang memerah melupa
Akan darah yang telah digariskan oleh para Tubarani.
Kelak, jika jiwa mengingkar titah
Badik bicara menembus tiap zaman yang ditentang.


BADIK, BUGIS, BIRU

Tajam badik memecah karam menyanjung adat
Darah bugis, makassar, toraja, mandar. Darah manusia. Aku, kau, kalian dan mereka. Semua manusia. Manusia yang merunut pada silsilah Adam sebagai manusia pertama dimuka bumi.
Biru, Merah, Hitam, Cokelat, Putih. Tak mampu melukiskan keindahan akan kehidupan jika seragam.
Prinsip harus ditegakkan, dan setiap kita punya prinsip
Maafkan jika ku ego. Sebab, setiap kita dilahirkan dengan rasa yang berbeda

Ketajaman Badik menembus tiap zaman.
Dulu, kini, dan esok, masa yang kuramalkan akan kembali ke peradaban semula.

Sekarang, pinisi telah jauh berlayar mengukir sejarah. Jauh, sangat jauh ke negeri seberang.
Aku lupa. Sampaikan pada para Tobarania.
Sipakatau, sipakainge dan sipakallebi akan selalu menunggu Pinisi kembali.